TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Center of Reform on Economics atau CORE Indonesia Piter Abdullah menyarankan Presiden Joko Widodo atau Jokowi fokus menggarap pasar domestik. Langkah itu dinilai efektif dalam menghadapi tantangan gejolak ekonomi global belakangan ini. Khususnya, dengan adanya perang dagang yang kian memanas antara dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Cina.
Peningkatan permintaan domestik dapat dilakukan, misalnya, melalui kebijakan fiskal yang lebih ekspansif baik dari sisi belanja pemerintah maupun dari sisi kebijakan pajak yang lebih longgar. "Pemerintah juga perlu berkoordinasi dengan otoritas moneter agar kebijakan fiskal yang ekspansif juga diimbangi kebijakan moneter yang ekspansif," kata Piter dalam pesan singkat kepada Tempo, Jumat, 16 Agustus 2019.
Gejolak perekonomian global, ujar Piter, diperkirakan akan mempersulit pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun depan yang di kisaran 5,2 hingga 5,5 persen. Pelambatan ekonomi global memang menyebabkan harga sejumlah komoditas andalan ekspor Indonesia tertahan di level rendah.
Di saat yang sama, kata Piter, tensi perang dagang yang menghangat antara AS dan Cina, juga berpotensi membuat Indonesia menjadi sasaran empuk barang impor. Kalau itu terjadi, ia melihat defisit neraca perdagangan dan defisit neraca transaksi berjalan yang berujung kepada melemahnya nilai tukar masih akan menjadi tantangan bagi perekonomian Tanah Air.